11 September 2008

Rafting

Anda pernah rafting? itu lho arung jeram. Arung jeram atau istilah kerennya rafting merupakan salah satu olah raga yang tergolong beresiko tinggi, itulah sebabnya olah raga ini sarat dengan standar dan prosedur yang harus ditaati demi keselamatan dan kenyamanan bersama.Mulai dari persiapan awal penyiapan pakaian sampai dengan usai rafting (perahu karet sandar)semua detail persiapan harus dipersiapkan matang bila tidak ingin celaka atau terjadi sesuatu dalam perjalanan rafting. Inti dari kegiatan ini adalah kerjasama yang tangguh dalam melewati setiap jeram yang memang sulit diprediksi sebelumnya. Satu-satunya alat (selain perahu karet tentunya) adalah dayung. Dayung harus digerakkan mengikuti komando yang dipimpin oleh seorang pemandu. Para anggota harus patuh dan mengikuti komando dari pemandu arung jeram. Kadang-kadang pemandu harus berteriak geser kiri, geser kanan, kedepan, kebelakang, dayung maju, dayung mundur, berhenti berdayung. dlsb. Kadang sang pemandu bersuara normal dalam memberikan aba-aba (komando), kadang sambil berteriak dan kelihatan galak bila perahu akan menghadapi jeram yang berbahaya. Setiap anggota dalam satu perahu pun

tidak boleh mengambil inisiatif sendiri dalam bergerak baik pada saat mendayung maupun geser kiri kanan kebelakang kedepan.Satu hal yang dapat dipelajari adalah anggota dalam satu perahu tidak merasa dimarahi atau disuruh oleh pemandu karena semua merasa bukan tunduk pada sang pemandu, melainkan tunduk dan taat pada standar keselamatan dan komitment bersama untuk mencapai tujuan yaitu selamat sampai pada tujuan rafting yang telah disepakati. Bukankah secara umum, perjalanan biduk rumah tangga mirip dengan kegiatan arung jeram tersebut?Ditengah-tengah ombak kehidupan yang serba tidak pasti, seyogyanya setiap anggota keluarga tunduk dan taat pada norma-norma, aturan, dan kesepakatan dalam mahligai rumah tangga. Ibarat jeram yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, begitupun setiap halangan/ kesulitan hidup. Jeram tersebut harus dilalui dan tidak bisa dielakkan, setiap anggota keluarga harus punya komitment untuk mencari jalan keluar untuk mencari celah melepaskan diri dari jeram kehidupan. Setiap anggota keluarga harus kompak dan tidak boleh mementingkan diri sendiri dan mau menang sendiri.Sebagai seorang kepala rumah tangga (pemandu), seyogyanya harus mampu memainkan peran yang proporsional. Seorang kepala rumah tangga tidak boleh ewuh pekewuh untuk menegur, memberi arahan agar perahu karet atau biduk rumah tangga dapat berjalan sesuai relnya dan sampai pada tujuan yang telah disepakati bersama. "Citarik, 15-16 Agustus 2008"

No comments: